Di era digital, fenomena berita viral telah mengubah cara informasi disebarkan, dikonsumsi, dan dipahami seluruh masyarakat di dunia.
Dimana kemunculan berita viral pada dasarnya berakar pada kemajuan teknologi yang signifikan, terutama menjamurnya platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok.
Platform itu berfungsi sebagai saluran utama tempat berita dan informasi disebarkan dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tidak seperti media tradisional, di mana arus informasi dikontrol dan disaring melalui proses editorial, namun media sosial memungkinkan pengguna untuk membuat dan berbagi konten secara langsung, sehingga mendemokratisasi penyebaran berita.
Misalnya, selama Musim Semi Arab, media sosial memainkan peran penting dalam memperkuat suara akar rumput, memungkinkan pembagian protes dan tanggapan pemerintah secara real-time.
Untuk melengkapi platform itu adalah algoritma digital yang dirancang untuk mengoptimalkan keterlibatan pengguna dengan menyaring dan mempromosikan konten yang selaras dengan minat serta perilaku individu.
Algoritma itupun dapat menganalisis interaksi pengguna suka, bagikan, komentar serta memprioritaskan konten yang mungkin membangkitkan reaksi emosional yang kuat, sehingga memperkuat penyebaran berita viral yang cepat dan luas.
Contohnya seperti, algoritme umpan berita dari https://heatom.com/ yang disebar di Facebook terbukti mempengaruhi berita mana yang akan menjadi berita utama, sering kali lebih menyukai konten yang sensasional atau menggugah emosi.
Lebih jauh, faktor psikologis seperti keinginan untuk mendapatkan validasi sosial, kebutuhan untuk memiliki hubungan sosial, dan pengejaran hal-hal baru memotivasi pengguna untuk membagikan berita viral.
Dengan begitu, membagikan cerita yang sarat emosi dapat memuaskan keinginan manusia untuk terhubung dan diakui, sehingga memicu siklus viralitas.
Bahkan faktor sosial, termasuk pengaruh teman sebaya dan identitas sosial, juga berperan sebagaimana individu cenderung membagikan berita yang selaras dengan keyakinan mereka atau yang mereka yakini akan mendapatkan persetujuan sosial.
Maka secara kolektif, faktor teknologi, algoritme, psikologis, dan sosial ini menjelaskan kemunculan dan penyebaran berita viral yang cepat, mengubah lanskap penyebaran informasi dari proses yang lambat dan terkendali menjadi fenomena yang dinamis serta terdesentralisasi.
Dampak Positif Dari Berita Viral
Disamping itu, berita viral juga dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap masyarakat dengan meningkatkan kesadaran publik dan mendorong aksi sosial.
Salah satu manfaat penting adalah meningkatnya visibilitas isu-isu penting yang mungkin tetap terpinggirkan atau tidak diperhatikan oleh media tradisional.
Misalnya, kampanye seperti #MeToo memperoleh momentum viral melalui media sosial, menarik perhatian global terhadap isu pelecehan dan penyerangan seksual, sehingga mendorong dialog dan mendorong perubahan kebijakan di banyak negara.
Bahkan berita viral juga mempercepat penyebaran informasi penting selama keadaan darurat, seperti bencana alam atau krisis kesehatan, yang memfasilitasi respons tepat waktu dan mobilisasi sumber daya.
Seperti halnya, selama pandemi COVID-19, video dan pembaruan viral membantu menginformasikan masyarakat tentang langkah-langkah keselamatan, program vaksinasi, dan pedoman pemerintah, sehingga memainkan peran penting dalam inisiatif kesehatan masyarakat.
Selain itu, penyebaran informasi yang cepat sering kali menggembleng solidaritas sosial dan tindakan kolektif. contohnya, gambar viral tentang krisis kemanusiaan atau ketidakadilan sosial memotivasi individu dan organisasi untuk memberikan bantuan, mengadvokasi perubahan, atau berpartisipasi dalam protes.
Di luar aktivisme, konten viral juga digunakan sebagai alat pendidikan dan promosi oleh kampanye, nirlaba, dan bisnis yang bertujuan untuk menjangkau khalayak yang lebih luas secara efisien.
Secara keseluruhan, berita viral, jika dimanfaatkan secara bertanggung jawab, memiliki kekuatan untuk menginformasikan, memobilisasi, dan mendidik khalayak, sehingga menjadikannya aset yang tak ternilai dalam membentuk masyarakat yang lebih terinformasi dan terlibat.
Dampak Negatif Dari Berita Viral
Terlebih lagi, penyebaran berita viral yang cepat juga dapat menimbulkan konsekuensi negatif yang signifikan, yang bisa mengancam kepercayaan dan stabilitas masyarakat.
Dimana kekhawatiran utama adalah maraknya berita palsu dan misinformasi, yang dapat mendistorsi pemahaman dan pengambilan keputusan publik.
Dengan informasi palsu sering kali menyebar lebih cepat daripada fakta yang diverifikasi, karena konten yang sensasional atau provokatif cenderung menarik lebih banyak perhatian.
Selain itu, berita viral juga dapat memicu kepanikan, stigma, dan konflik sosial, terutama jika cerita didasarkan pada informasi yang tidak lengkap atau bias.
Maka selama beberapa insiden viral, kelompok-kelompok yang terpinggirkan dapat menghadapi tuduhan atau diskriminasi yang tidak beralasan karena narasi yang menyesatkan.
Lebih jauh lagi, sifat konten viral yang ada di mana-mana telah berkontribusi pada menurunnya kepercayaan pada media tradisional dan sumber-sumber resmi.
Sehingga ketika misinformasi beredar tanpa kendali, khalayak menjadi skeptis terhadap jurnalisme yang kredibel, yang mengikis fondasi dialog yang terinformasi.
Bahkan ketidakpastian seputar informasi viral juga dapat memicu kebingungan dan polarisasi, yang menantang tatanan kohesi masyarakat.
Dengan demikian, sementara berita viral mendorong konektivitas dan kesadaran, akan tetapi juga memerlukan literasi media yang kritis dan penyebaran yang bertanggung jawab untuk mengurangi dampak buruknya.